BUDIDAYA PADI HIBRIDA

Beras yang dihasilkan dari tanaman padi merupakan makanan pokok penduduk Indonesia. Di Indonesia  beras bukan hanya sekedar komoditas pangan, tetapi juga merupakan komoditas strategis yang memiliki sensitivitas politik, ekonomi dan kerawanan social yang tinggi. Demikian tergantungnya penduduk Indonesia pada beras maka sedikit saja terjadi gangguan produksi beras, pasokan menjadi terganggu dan harga jual meningkat.

Berdasarkan laju pertumbuhan penduduk Indonesia sangat tinggi tidak sebanding dengan meningkatnya produksi beras setiap tahun, pertambahan penduduk per tahun 1,25 % dengan peningkatan produksi beras  per tahun hanya 0,4 %. Berdasarkan realitas diatas, penduduk Indonesia sangat memerlukan peningkatan produksi padi yang signifikan. Salah satu solusinya adalah melalui pengembangan teknologi Padi Hibrida.

Penanaman padi hibrida dipelopori oleh China. Padi Hibrida pertama dihasilkan pada tahun 1974. China dapat mencapai swasembada dengan lahan per kapita terkecil dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia.

Padi Hibrida berpotensi hasil 70 – 100 % lebih tinggi dari pada padi biasa (9 – 12 ton/ha). Keunggulan padi hibrida adalah umur pendek (90 hari), tahan tanah asam, cocok untuk daerah dengan bulan basah sangat pendek ataupun dengan periode pengariran terbatas. Padi hibrida telah berhasil diterapkan secara komersial dinegara-negara tetangga, yang juga merupakan negara tropis seperti Indonesia, antar lain : Philipina, India, Vietnam dan berhasil meningkatkan produktivitas beras 15 – 25 %

Tinggalkan komentar